BAHAN AJAR PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS HOTS DALAM KURIKULUM MERDEKA
A. KONSEP INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS HOTS
Penilaian berbasis HOTS berasal dari dua kata yaitu Penilaian dan HOTS. Penilaian menurut permendikbud no 23 tahun 2016 adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Sedang HOTS (Higher Order Thinking Skill) adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sehingga dapat dinyatakan bahwa penilaian berbasis HOTS merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik berupa kemampuan berpikir tingkat tinggi. Untuk dapat mendapatkan informasi pada proses penilaian maka diperlukan suatu alat atau Intrumen yaitu Soal HOTS.
Soal – soal HOTS merupakan instrument pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemmapuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekedar mengingat (recall), menyatakan Kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite). Soal-Soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan:
1). Transfer satu konsep ke konsep lainnnya
2). Memproses dan menerapkan informasi
3). Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda
4). Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah
5). Menelaah ide dan informasi secara kritis
Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada recall.
Dilhat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi metakognitif, tidak sekedar mengukur dimensi factual, konseptual atau procedural saja. Dimensi metakognituf menggambarkan kemampuan menghubungkan beberapa konsep yang berbeda, menginterprestasikan, memecahkan masalah (problem solving), memilih strategi pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru, berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat.
Pada pemilihan kata kerja operasional (KKO) untuk merumuskan indicator soal HOTS, memerlukan tingkat berpikir tingkat tinggi dimulai dari C4 sampai C6
B. KARAKTERISTIK SOAL HOTS
Untuk bisa membedakan apakah soal yang dibuat adalah soal yang termasuk kategori soal HOTS maka kita perlu mengeanl karakteristik soal HOTS itu sendiri. Ada tiga kategori soal HOTS yaitu:
1. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
The Australian Council for Educational Research (ACER) menyatakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses: menganalisis, merefleksi, memberikan argument (1esehat) menerapkan konsep pada situasi berbeda, Menyusun,
menciptakan. Kemampuan berpikir tingkat tinggi bukanlah kemampuan untuk mengingat, mengetahuai, atau mengulang. Dengan demikian, jawaban soal-soal HOTS tidak tersurat secara eksplisit dalam stimulus.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving), keterampilan berpikir kritis (critical thingking), berpikir kreatif (creative thingking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making). Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu kompetensi penting dalam dunia modern, sehingga wajib dimiliki oleh setiap peserta didik.
Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam HOTS, terdiri atas: a. kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak familiar; b. kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda; c. menemukan model-model penyelesaian baru yang berbeda dengan cara-cara sebelumnya.
‘Difficulty’ is NOT same as higher order thinking. Tingkat kesukaran dalam butir soal tidak sama dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sebagai contoh, untuk mengetahui arti sebuah kata yang tidak umum (uncommon word) mungkin memiliki tingkat kesukaran yang sangat tinggi, tetapi kemampuan untuk menjawab permasalahan tersebut tidak termasuk higher order thinking skills.Dengan demikian, soal-soal HOTS belum tentu soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilatih dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, maka proses pembelajarannya juga memberikan ruang kepada peserta didik untuk menemukan konsep pengetahuan berbasis aktivitas. Aktivitas dalam pembelajaran dapat mendorong peserta didik untuk membangun kreativitas dan berpikir kritis.
2. Berbasis permasalahan kontekstual
Soal-soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, dimana peserta didik diharapkan dapat menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan masalah.Permasalahan kontekstual yang dihadapi oleh masyarakat dunia saat ini terkait dengan lingkungan hidup, 2esehatan, kebumian dan ruang angkasa, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan.Dalam pengertian tersebut termasuk pula bagaimana keterampilan peserta didik untuk menghubungkan (relate), menginterpretasikan (interprete), menerapkan (apply)dan mengintegrasikan(integrate) ilmu pengetahuan dalam pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan permasalahan dalam konteks nyata. Berikut ini diuraikan lima karakteristik asesmen kontekstual, yang disingkat REACT. A. Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks pengalaman kehidupan nyata. B. Experiencing, asesmen yang ditekankan kepada penggalian (exploration), penemuan (discovery), dan penciptaan (creation). C. Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata. D. Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk mampu mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah. E.
Transfering, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi atau konteks baru. Ciri-ciri asesmen kontekstual yang berbasis pada asesmen autentik, adalah sebagai berikut. A. Peserta didik mengonstruksi responnya sendiri, bukan sekadar memilih jawaban yang tersedia; b. Tugas-tugas merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata; c. Tugas-tugas yang diberikan tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar, tetapi memungkinkan banyak jawaban benar atau semua jawaban benar.
3. Menggunakan bentuk soal beragam
Bentuk-bentuk soal yang beragam dalam sebuah perangkat tes (soal-soal HOTS) sebagaimana yang digunakan dalam PISA, bertujuan agar dapat memberikan informasi yang lebih rinci dan menyeluruh tentang kemampuan peserta tes. Hal ini penting diperhatikan oleh guru agar penilaian yang dilakukan dapat menjamin prinsip objektif.Artinya hasil penilaian yang dilakukan oleh guru dapat menggambarkan kemampuan peserta didik sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.Penilaian yang dilakukan secara objektif, dapat menjamin akuntabilitas penilaian.
Terdapat beberapa alternatif bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir soal HOTS (yang digunakan pada model pengujian PISA), sebagai berikut. Pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah atau ya/tidak), isian singkat atau melengkapi, jawaban singkap atau pendek, dan uraian.
Soal HOTS terdiri dari butir soal. Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut berpikir tingkat tinggi, maka setiap butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus). Stimulus adalah informasi yang digunakan sebagai dasar untuk membuat pertanyaan/soal
Kriteria Stimulus soal HOTS:
1. Memuat satu atau beberapa informasi, dapat berupa gambar, grafik, tabel, wacana, dll yang memiliki keterkaitan dalam sebuah kasus sesuai dengan lingkup materi yang diujikan dalam kisi-kisi
2. Menuntut kemampuan menginterpretasi, mencari hubungan, menganalisis, menyimpulkan, memprediksi, atau menciptakan
3. Bersifat kontekstual dan menarik (terkini) untuk memotivasi peserta didik membaca. Pengecualian untuk mapel Bahasa, Sejarah boleh tidak kontekstual
4. Terkait langsung dengan pertanyaan (pokok soal) berfungsi
C. ALUR PERKEMBANGAN SOAL HOTS
Untuk bisa menyusun soal HOTS maka kita perlu mengembangkan soal HOTS berikut ini adalah alur pengembangan soal HOTS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar