Sabtu, 09 Maret 2024

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS

 A. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukaan perangkat – perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku, film, komputer dan kurikulum.16Menurut Trianto model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial.17Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang dan para guru dalam melaksnakan pembelajaran. Untuk pemilihan model ini sangat dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut serta tingkat kemampuan peserta didik. Disamping itu pula, setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahapan- tahapan (sintak) oleh peserta didik dengan bimbingan guru. Antara sintak yang satu dengan sintak yang lain juga mempunyai perbedaan. Perbedaan –perbedaan ini berlangsung diantara pembukaan dan penutup yang harus dipahami oleh guru supaya model – model pembelajaran dapat dilaksanakan dengan berhasil.18

Soekamto mengemukakan bahwa maksud dari model pembelajaran, merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

22https://magisterolahragaunlam.blogspot.com/2016/03/pentingnyamodel-

pembelajaran.html jum’at 25 Oktober 2019 pukul 12.31.

merencanakan aktivitas belajar mengajar.19Dari pengertian model pembelajaran diatas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang digunakan untuk menyusun kurikulum dan materi pelajaran yang berfungsi sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas sehingga tercapainya tujua pembelajaran yang diinginkan oleh guru. Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu:

a. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai.

b. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran.

c. Pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa.

d. Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis.20 Penggunaan Model pembelajaran harus dipahami oleh

Guru karena guru memiliki peran penting agar proses pembelajaran yang berlangsung dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam proses belajar mengajar. Hal ini sangat penting untuk menciptakan pembelajaran bermakna terhadap peserta didik.

2. Ciri – ciri Model Pembelajaran

Ciri-ciri Model pembelajaran sebagai berikut:21

a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dan para ahli tertentu sebagai contoh, model penelitian kelompok disusun oleh Herben Thelen dan berdasarkan teori Jhon Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.

b. Memiliki misi dan tujuan pendidikan, Contoh model berfikir induktif dirancang untukmengembangkan proses belajar induktif.

c. Sebagai pedoman perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar dikelas, contoh model Synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang.

d. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan : 

1.urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax); 

2.adanya prinsip-prinsip reaksi; 

3. Sistem sosial; dan 

4. Sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.

e. Memiliki dampak akibat terapan model pembelajaran, dampak itu meliputi: 1.Dampak pembelajaran (hasil belajar yang dapat diukur) 2. Dampak pengiring (hasil belajar jangka panjang).

f. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.

3. Manfaat Model Pembelajaran

model digunakan untuk membantu memperjelas prosedur, hubungan serta keadaan keseluruhan dari apa yang di desain. Menurut joyce dan weil (1980), ada beberapa kegunaan dari model, antara lain:22

a. memperjelas hubungan fungsional diatara berbagai komponen, unsur atau elemen sistem tertentu.

b. Prosedur yang akan ditempuh dalam melaksanakan kegiatan dapat diidentifikasi secara tepat.

c. Dengan adanya model maka berbagai kegiatan yang dicakupnya dapat dikendalikan.

d. Model akan mempermudah para administrator untuk mengidentifikasi komponen, elemen yang mengalami hambatan jika kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tidak efektif dan tidak produktif mengidentifikasi mengidentifikasi secara tepat cara-cara untuk mengadakan perubahan jika pendapat ketidaksesuaian dari apa yang telah dirumuskan.

e. Dengan menggunakan model, guru dapat menyusun tugas-tugas siswa menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.

B. Higher Order Thinking Skill (HOTS)

1. Pengertian Higher Order Thinking Skill(HOTS)

Higher Order Thinking Skill (Hots) adalah HOTS adalah kemampuan berfikir strategis yang merupakan kemampuan menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, menganalisa argumen, negosiasi isue, atau membuat prediksi.23 Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Ali- Imron ayat 190-191

Artinya :Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka (QS Ali- Imron: 190-191).

Seseorang yang memiliki keterampilan berfikir akan dapat menerapkan informasi baru atau pengetahuannya untuk memanipulasi informasi dalam upaya menemukan solusi atau jawaban yang mungkin untuk sebuah permasalahan yang baru. Keterampilan berfikir tingkat tinggi perlu dimiliki oleh siswa agar mereka dapat menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang pada umumnya membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.24Berpikir kritis adalah pola berpikir konvergen, dan berpikir kreatif adalah pola berpikir divergen. Berpikir konvergen merupakan proses mengolah suatu informasi dari berbagai sudut pandang untuk memperoleh suatu kesimpulan. Sedangkan divergen merupakan pengembangan pikiran dari suatu informasi menjadi berbagai ide atau sudut pandang.

Menurut Resnick (1987) Higher Order Thinking Skill adalah proses kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar. Keterampilan ini juga digunakan untuk menggaris bawahi berbagai proses tingkat tinggi menurut jenjang Taksonomi Bloom. Menurut Bloom, keterampilan dibagi menjadi dua bagian. Pertama adalah keterampilan tingkat rendah yang penting dalam proses pembelajaran, yaitu mengingat (remembering), memahami (understanding), dan menerapkan (applying), dan kedua adalah yang diklasifikasikankedalam keterampilan berfikir tingkat tinggi berupa keterampilan menganalisis (analysing), mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating)

Gambar 1.

Aspek keterampilan berpikir tingkat tinggi


Tabel 2.1

Proses pembelajaran Hots (Higher Order Thinking Skill)

1

Menganalisis

Memecah materi kedalam bagian- bagiannya dan menentukan bagaimana bagian-bagian itu terhubung antar bagian dan ke struktur atau tujuan keseluruhan.

2

Menilai/ Mengevaluasi

Membuat pertimbangan berdasarka kriteria atau standar.

3

Mengkreasi/ Mencipta

Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk keseluruhan secara koheren atau fungsional; menyusun kembali unsur-unsur kedalam pola atau struktur baru



Keterampilan berfikir tingkat tinggi yang dalam bahasa umum dikenal sebagai Higher Order Thinking Skill (HOTS) dipicu oleh empat kondisi :

1. Sebuah situasi belajar tertentu yang memerlukan strategi pembelajaran yang spesifik dan tidak dapat digunakan disituasi belajar lainnya.

2. Kecerdasan yang tidak lagi dipandang sebagai kemampuan yang tidak dapat diubah, melainkan kesatuan pengetahuan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terdiri dari lingkungan belajar, strategi dan kesadaran dalam belajar.

3. Pemahaman pandangan yang telah bergeser dari unidimensi, linier, hirarki atau spiral menuju pemahaman pandangan ke multidimensi dan interaktiv.

4. Keterampilan berfikir tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti penalaran, kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan keterampilan berfikir kritis, dan kreatif.

2. Model – model pembeajaran Higher Order Thinking Skill

(HOTS )26

implementasi kurikulum 2013 menurut permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk prilaku saintifik, social, serta mengembangkan rasa keingintahuan, ketiga model tersebut adalah:

a. Model Discovery/Inquiry Learning

Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi,

klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferensi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiriadalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001: 219). Langkah kerja (sintak) model pembelajaran penyingkapan/penemuan adalah sebagai berikut:

a. Sintak model Discovery Learning

1) Pemberian rangsangan (Stimulation);

2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);

3) Pengumpulan data (Data Collection);

4) Pengolahan data (Data Processing); 5) Pembuktian (Verification), dan

6) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).

Langkah –langkah pembelajaran Discovery Learning

Langkah kerja

Aktivitas pendidik

Aktivitas siswa

Pemberian Rangsangan (Stimulation)

Guru memulai kegiatan dengan mengajukan pertanyaan (mengacu pada pemecahan masalah)

-Peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang membingungkan, kemudian dilanjutkan untuktidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.

-stimulasi pada fase ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan.

Pernyataan/indikasi masalah (Problem statement)

Guru memberi kesempatan pada pesrta didikuntuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran kemudian dipilih sebagai hipotesis (jawaban sementara)

Permasalahan yang dipilih selanjutnya harus dirumuskan dalambentuk pertanyaan atau hipotesis yakni pernyataan sebagaijawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan.

Pengumpulan data Data Collection

Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesembatan padapeserta didik untukmengumpulkan informasi yang releva sebanyak-banyaknya untukmembuktikan benar atau tidaknya hipotesis

Pada tahap iniberfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar atautidaknya hipotesis dengan demikian peserta didik diberikesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literature, mengamati objek atau wawancara dengan nara sumber dll

Pengolahan data

(Data processing)

Guru melakukan bimbingan pada saat peserta didik melakuka n pengolahan data

Pengolahan data merupakan kegiatan

mengolah data dan informasi baik melalui wawancara, observasi dan sebagainya, lalu ditafsirkan.

Pembuktian

(Verification)

Verifikasi bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan bik dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan suatu konsep, teori, atau aturan pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dikehidupnnya.

Peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternative dihubungkan dengan hasil pengolahan data

Menarik

Kesimpulan

(Generalization)

Menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi

Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskanprinsip- prinsipyang mendasari generalisasi












Tidak ada komentar:

Posting Komentar